Rakerda dan Seminar DPD Perbarindo Bali 2025

Jumat 16 Mei 2025 Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo) wilayah Bali, menyelenggarakan rapat kerja daerah (Rakerda) dan seminar di Aston Hotel, Denpasar. Rakerda DPD Perbarindo Bali 2025 dibuka Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi Bali DR. Drh. Luh Ayu Ariani M.P mewakili Gubernur Bali yang berhalangan hadir. Dari OJK hadir Kepala Kantor OJK Provinsi Bali Kristianti Puji Rahayu, bersama Ananda R. Moy Direktur pengawasan OJK Bali, Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Indra Gunawan Sutarto, hadir juga ketua DPP Perbarindo Teddy Alamsyah, dan sejumlah undangan lainnya.
Gubernur Bali dalam sambutan yang dibacakan Luh Ayu Ariani menyampaikan, menyambut baik pelaksanaan Rakerda Perbarindo ini, berharap peran BPR dan BPRS di Bali dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan UMKM di Provinsi Bali. Gubernur berharap industri BPR menjalin kerjasama yang baik “BPR-BPRS terus menjalin sinergi dengan pemeritah daerah dalam upaya meningkatkan perekonomian Bali yang lebih sehat dan inklusif” katanya.
Ketua DPP Perbarindo Tedi Alamsyah dalam sambutannya menyampaikan pentingnya BPR dan BPRS di Bali untuk aware pada digitalisasi dan gen Z, pula pentingnya kerjasama dengan perguruan tinggi. “Perbarindo perlu menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi, bila mungkin mengusulkan kurikulum pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan industri BPR, agar supaya kedepan Gen Z mengenal BPR” pesannya.
Sementara itu, Kepala OJK Bali Kristianti Puji Rahayu, dalam sambutannya berpesan kepada peserta Rakerda agar memperhatikan tata kelola, mitigasi risiko dan kepatuhan BPR. “selain itu BPR-BPRS perlu melakukan deferensiasi layanan: pemberian kredit, pembiayaan yang tidak hanya fokus pada satu sektor pariwisata saja, melainkan masuk ke sektor lainnya, misalnya pertanian”.
Pembicara Ryan Kiryanto dalam materinya menyebut “Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Triwulan I-2025 tumbuh sebesar 5,52% (YoY), namun mengalami kontraksi sedalam 4,38% (QoQ)”, jelasnya. Ryan Kiryanto juga berpesan “BPR-BPRS tetap membuka akses kredit, pembiayaan kepada masyarakat, namun dengan syarat lebih ketat, terutama bagi industri padat karya atau yang terdampak gejolak ekspor global, selain itu, “Transformasi digital dan efisiensi produksi/operasional dapat memperbaiki persepsi risiko dan
memperbesar akses pendanaan”, katanya.
Rakerda dan Seminar Perbarindo Bali tahun 2025 ini mengambil tema “Tantangan dan Peluang BPR-BPRS dalam Menghadapi Geopolitik dan Ekonomi Nasional”, jelas Ketut Komplit Ketua DPD Perbarindo Bali, Pelaksanaan Rakerda sebagai amanat anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Perbarindo dimaksudkan untuk menumbuhkan awareness, antisipatif, dan upaya yang kreatif dari anggota untuk mencari peluang-peluang baru menuju BPR yang sustainable dan berkontribusi bagi perekonomian Bali. Anggota BPR-BPRS yang hadir diacara seminar dan Rakerda tahun ini berjumlah 260 terdiri dari Direksi dan Komisaris BPR-BPRS. (D.Wijaya/Gumikbali.com)